Gau Mallebbina Lamassellomo Ponggawa Bone laowe ri Luwu, Bupati Barru: Bukti Saoraja Lapinceng Pernah Eksis

    Gau Mallebbina Lamassellomo Ponggawa Bone laowe ri Luwu, Bupati Barru: Bukti Saoraja Lapinceng Pernah Eksis

    BARRU - Rumpun keluarga kerajaan Balusu menggelar acara bertajuk "Gau Mallebbina Lamassellomo Ponggawa Bone laowe ri Luwu", di Saoraja Lapinceng, desa Balusu, Kecamatan Balusu, kabupaten Barru, pada Ahad (30/7/2023).

    Acara tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Barru Ir. H. Suardi Saleh, M.Si., dan segenap rumpun keluarga kerajaan Balusu.

    Dalam sambutannya, Suardi menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada rumpun keluarga kerajaan Balusu yang menyelenggarakan kegiatan ini.

    Tentunya kata dia, memiliki sarat akan nilai sejarah dan nilai sakral budaya yang harus dilestarikan. 

    Yang terpenting menurutnya, Acara Gau Mallebbina Lamassellomo Pongga Bone laowe ri Luwu menjadi ajang silaturahmi yang digagas oleh rumpun kerajaan Balusu dan menjadi pertanda bahwa kekinian saat ini tidak bisa terlepas dari kehidupan masa lampau.

    "Saya yakin dan percaya banyak nilai-nilai positif dan sejarah masa lampau yang bersesuaian dengan tatanan kehidupan kita dimasa sekarang dan masa yang akan datang, " kata Suardi Saleh

    Suardi Saleh menambahkan, kegiatan yang dilaksanakan hari ini adalah salah satu upaya untuk menapaktilasi bukti sejarah masa lalu bahwa pernah eksis suatu kerajaan di daerah ini dan sampai saat ini yaitu Saoraja Lapinceng.

    Bupati dua periode ini menjelaskan bahwa Saoraja Lapinceng yang dibangun pada tahun 1890 merupakan salah satu istana yang pernah ada dimasa kerajaan Balusu. Selain Saoraja Lamattanru dan Saoraja Lamacang yang berada di Bulu Dua ini dibangun oleh raja terakhir Kerajaan Balusu yakni Andi Muhammad Saleh Daeng Parani Arung Balusu.

    "Sejalan dengan pelaksanaan kegiatan ini, olehnya itu sudah tentu ada asa dan semangat yang akan diteruskan untuk masa depan. Acara ini harus dijadikan mometum kesadaran bersama terhadap keberadaan sejarah Kerajaan Balusu di masa lalu", ujarnya.

    Selain itu juga menjadi wahana untuk memelihara dan melestarikan berbagai nilai kearifan lokal yang masih relevan sampai saat ini dan tentu acara ini akan mampu menumbuh kembangkan kebersamaan semua dalam semangat Yassiberrui.

    Suardi Saleh juga memaparkan berbagai indikator pembangunan Barru terlihat antara lain PDRB meningkat  dari Rp 8, 10 TRILYUN pada  tahun 2021 menjadi RP 8, 50 TRILYUN pada tahun 2022. Kemudian PDRB perkapita  meningkat dari RP. 43, 43 JUTA pada tahun  2021 menjadi RP. 45, 00 JUTA pada tahun 2022. Untuk pertumbuhan ekonomi meningkat  dari 4, 77  persen pada tahun tahun 2022 dan  akan diprediksi mencapai diatas  5 persen pada akhir tahun 2023.

    Prediksi dilatar belakangi oleh adanya kenaikan produksi pertanian dari 5, 10% pada tahun 2021 menjadi 14, 63% pada tahun 2022. Nilai capaian  pertumbuhan ekonomi menjadikan Barru masuk 10 besar Pertumbuhan ekonomi se-Sulsel.Selain itu Indeks pembanguan Manusia meningkat dari 71, 13 POIN pada tahun 2021 menjadi 71, 53 poin pada tahun 2022 dan menjadikan Kabupaten Barru berada pada peringkat ke 8 dan masuk kelompok IPM tertinggi di Sulsel. Begitupun angka kemiskinan menurun dari angka 8, 68 persen pada tahun 2021 menjadi  8, 40 persen pada  tahun 2022.

    Di akhir sambutan bupati Barru memberi inspirasi melalui pantun “Taro ada toddo puli, Singkeru Silariang Tenrita Pabbunganna, Burung Tekukur Berkicau Merdu Terbang Lepas Menghindari Pemburu Selamat Datang di Kabupaten Barru, Mari bersatu untuk Barru Maju", pungkasnya.

    (Ahkam/Humas IKP)

    barru sulsel
    Ahkam

    Ahkam

    Artikel Sebelumnya

    Hasnah Syam Road Show 3 Kabupaten, Kunjungi...

    Artikel Berikutnya

    Wujudkan Program Baper Ma' : Polsek Mallusetasi...

    Berita terkait